17/12/14

Karena Musi MU

1. Perkenalkan Ku. 
Hei, Nama ku Wita anak pertama dari 2 bersaudara,  aku lahir di Bengkulu 27 Tahun silam,  ok tanpa panjang lebar kisah ini akan ku tuangkan dengan tulisan ini. Tapi tak tau tentang siapa,  apa dan bagaimana,  Aku Mahasiswa Angkatan 2008,  Jurusan FKIP Pendidikan Guru PAUD, Tahun 2011 kira-kira bulan Juni s/d Agustus aku pernah KKN atau Pengabdian Masyarakat di Simpang Kota Bingin tepatnya di Kecamatan Merigi Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu dan di sini juga awal cerita itu dimulai (jreng jreng jreng...musik Dangdut menggema).

2. Januari 2012
Pagi itu cuaca Bengkulu agak sedikit kurang bersahabat, karena biasalah.. namanya juga cuaca... ,  terkadang bagus terkadang jelek,  lagi panas mamang yang berjualan es mengucapakan Alhamdulillah, lagi dingin mamang penjual bakso mengucap sukur,  benar banget, karena yang namanya manusia itu tak pernah merasa puas selalu merasa kurang kecuali, saat mulut mereka sudah tersumbat tanah (ceramah lah ya icak icaknyo),  pagi itu aku ingat saat lagu Armada mendayu dayu di telinga,  judulnya "telepon"  kira kira kirinya seperti ini "kamu di sini dan engkau di sana bla bla bla.." kaya gitulah pokoknya??. Tiba tiba Handphone berdering... (kring kring.. Angkat dong hujan,,  itu pakaian buk). Dengan cepat ku tekan tombol hijau" halo cak mano??  Ops..... Bahasanya translate ke Indonesia aja ya biar ngerti "hallo gi mana?? jadi?? " kamu dah siap...?  (ucap temanku) "ia siap"  ok kami ke sana?? Telephone ditutup, lagu Armada kembali menggema... 
Pagi itu setelah bersih-bersih rumah dan selesai mandi, aku pun sudah siap menunggu kedatangan mereka ia Eliya dan Linni mereka adalah teman satu kelas ku,  berjuang sama sama dan ke mana mana selalu bersama asal jangan jatuh hati pada orang yang sama itu namanya.. Teman makan Ubi hahaha.  Lajut...... "15 menit nunggu belum datang,  20 menit muka mulai kusam,  25 menit bulu mata mulai rontok,  30 menit saat bedak mulai memudar dari kejauhan tampaklah dua orang dengan gagah mengendarai Motor (nama motor tak disebutkan karena belum ada sponsor). Hatiku sedikit bergumam "ih kesel deh kita tunggu lama, padahal dah cantik,"laksana Syahrini" tiba tiba si Linni Nyeletuk "sory Deng...tadi dijalan ban dalam motor pecah jadi harus di tambal dulu" (maksudnya ban motor tu ke jeblos paku ya bilang aja ketusuk gitu, hatiku tertusuk-tusuk hahahaha), "ia tu Cebong bawak motor segala lobang dimasukkin( kan di jalan tu biasanya kebanyakan lobang). Ia lupa ya.. temen temen kami memiliki nama panggilan sayang Unik: Linni itu Lincong,  Yulia itu Cebong,  dan saya adalah Wideng. "gimana langsung cus"  yuk cus" tanpa fikir panjang dari Rawamakmur Merpati 5 kami memacu kuda" ala ala Koboi gitu... "

3. Macet dan Pahlawan Bertopeng. 
Perjalan dari Kota Bengkulu ke Kecamatan Merigi memang cukup jauh untuk kelas wanita lemah seperti kami,  jika di tempuh santai bisa mencapai 2 jam lebih, karena perjalanan ini melewati pegunungan nan indah yang selalu menanjak dan jalan yang berliku liku,,(sama seperti hidup kebanyakan liku liku) hembusan angin masih terasa agak panas karena masih di wilayah Bengkulu Tengah, ia saya lupa jika perjalanan sudah menurun artinya sudah memasuki wilayah sejuk nan asri, ia kota kecil yang perbatasan langsung dengan Curup Kota Idaman. Kembali lagi ke perjalanan, belum sampai di pertengahan jalan,  tiba-tiba tanpa di sadari motor ku terperosok lobang seakan-akan motor yang kendarai beranta-ronta.. "Bragggg.. tersungkurlah seakan motor ini menari nari dengan liarnya,  aku pun mengikuti jejak motor yang jatuh ( jatuh cantik). Ku sadar karena pagi ini kendaraan begitu ramainya mana macet lagi.., aku terjatuh (terjatuh lagi di pelukan mu hahahhaha ST12 kali),  lalu kulihat semua mata tertuju padaku dengan banyaknya dengan menahan malu ku angkat sepedaku, namun tak selang berapa menit kaki ku terasa nyeri,  gatal,  panu,  kudis dan kutu air (hehehe becanda serius amat), "kamu tidak apa apa Deng" kata Lincong, "ni jari kelingking ku robek terang ku"  duh gimana ni?? "Elia nyeletuk, tiba-tiba setelah 15 menit berselang lampu cahaya motor pagi itu agak terhenti melihat kami,  dan terang saja,  tanpaku sadari aku melihat sosok yang begitu gagah dengan motor besarnya menghampiri" kalian kenapa??  ada yang jatoh ya?? (dalam hatiku iya aku jatuh dalam pelukanmu?.. Hahahaha), tapi aku penasaran kok maskernya nga di lepas,  helm juga nga di lepas,  kebetulan ia adalah orang kesehatan yang kerja di rumah sakit Kepahiang,  tiba-tiba ia sedikit mendekat kepadaku,  lalu ia memegang kaki ku, lalu ia buang ke lubuk hatinya (hahahaahhahahaahaha mengharap), balik lagi ke cerita sebelumnya tiba-tiba ia mendekati box motornya lalu mengambil sesuatu entah apa itu,  mungkin surat cinta atau jangan-jangan brosur motor (sales kali), ternyata dia memberikan obat penghenti luka dan sedikit perban di jari kaki kelingking ku.  Aku merasakan agak sedikit mendingan,  tetapi jika dibayangkan misal ni ya di sinetron aja pasti ia akan meminta no HP,  secara kami kan masih ting-ting (ke mana ke mana ke mana ku harus mencari ke mana), ia tetap tak membuka masker dan helmnya tetapi ia berpesan,  "lain kali kalau jalan jauh jangan mudah termenung ataupun galau,  tetapi satu yang pasti jika dilihat dari posturnya,  sepertinya ia sudah punya istri,  dan itu benar, saya lupa jika istrinya gonceng di belakang,  dan jika diterka usia istrinya kita-kira berumur 35 tahun dan artinya usia Om (cie cie ommm.....) tersebut bisa jadi 40 tahun. Setelah ku ucapkan terimakasih, merekapun berlalu,  lalu aku yang tadi membawa kendaraan sendirian,  akhirnya masih tetap membawa kendaraan sendirian karena si Lincong tak bisa bawa kendaraan, tapi agar aku tetap fokus ia pun ikut denganku supaya ada yang mengingatkan ku disaat terjatuh,  di saat galau,  di saat aku resah dan tetep kalau lapar makannya bayar sendiri sendiri ya... (hahahaha). Kira kira 30 atau 45 menit berlalu kami pun melanjutkan perjalanan.

4. Dingin dan Melelahkan.
Setelah di perjalanan dengan menahan sakit,  canda tawanya Lincong menghibur diriku yang sedang fokus mengendarai motor merah kesayangan,  tiba-tiba nampak dari kejauhan perbatasan Bengkulu Tengah dan Kepahiang,  hati pun senang, riang gembira syalala lala, tiba-tiba cuaca yang tadi agak panas berubah menjadi dingin, ia benar saja, kami sudah berada di area nan sejuk, "welcome Kepahiang" fikirku.. waktu pun berlalu tibalah kami di Simpang Kota Bingin,tak lama berselang kami sudah sampai ke tempat tujuan, "Assalamualaikum,,, dari dalam menjawab"waalikum'salam",(keluarlah asap dalam botol, hahaha becanda), maka perempuan tersebut menyambut kami dengan hangatnya disertai suara tambur, ia ini dia,  sorang kakak perempuan yang supel dupel humble, ramah, rajin menabung dan tidak sombong semuanya semualah pokoknya yang pasti menjadi panutan untuk kami semua, dia adalah Mba Sri (tukang jamu hahaha becada deh)  "masuk-masuk" sahutnya" tumben ada apakah gerangan" nga kok mba "Lincong nyeletuk"  ini pengen ngantar undangan" hahaha serentak semua tertawa, ia jika sudah berada di sini lelah yang tadi berbaur dengan nyeri kelingking ku,  yang tadi dirasakan agak jadi sedikit berkurang, sesaat ketika semua asik ngobrol aku keluar halaman, kutatap rimbunnya dedaunan dan di ujung sana terdapat banyak burung-burung berterbangan,  tak sabar rasanya ingin berkeliling fikiriku.. "hmmmm"  ku helakan nafas dalam-dalam begitu nyamannya,, kemudian dari dalam rumah, ku dengar mba Sri sedang menelpon sesorang yang mungkin dia anggap saudara tapi seingat aku dia tak ada saudara yang lebih tua dari si "Ari"  adik ke dua mba Sri. "ntar malem maen ke rumah, di sini rame ada adek-adek alumni KKN dari Bengkulu" fokus sekali fikir ku" lalu setelah selesai menelepon ku beranikan diri untuk bertanya "siapa mba kok serius amat"  oh itu tukang panci mau benarin atap rumah yang bocor, hahahhaha, becanda kok terang mba Sri, itu si Faiz entar malem mau maen ke sini katanya "oh... Aku pun tetap cuek toh nga kenal juga" singkat cerita kamipun melepas lelah dengan ditaburi sedikit canda tawa mereka, "cong kuku lo panjang amat lurus-lurus lagi di kerimbat ya??" bangke lo fikir ni kuku"ucap Lincong" trus apaan dong" kata Kubu, "ini adalah aduh gua lupa namanya ia kotex" kotex tu buat yang nempel di kuku kan?? Kata mba Sri, bukan mba buat yang nempel di.............."Emmmm di dinding "itu tokek"  kagak nyambung Lincong mah" sahutku. Hari tak terasa sudah senja, langit mulai menguning, matahari mulai meredup, yang tadi hiruk-pikuk semua terlelap, si Elia, si Linni udah di alam mimpi, (mimpi pangeran datang dengan kereta kencana) "bangun,! hari dah senja bentar lagi mau magrib mandi-mandi!," apaan si Deng??, bangun Kubu dah sore ni mandi", ia deh terang Elia, Lincong tanpa sadar sudah ada diatas genteng, hahahaha benerin atap bu??(becanda)  ketika semua terbangun kami pun siap-siap mandi, tapi nga mandi bareng ya.. Wkwkwkkw, Adzan Magrib berkumandang karena keluarga Mba Sri orang taat kamipun sholat berjamah (klarifikasi dikit mba sri belum menikah ya, umurpun selisih paling 3 tahunan).

5. Tiga Cupu Sok Keren.
Bergegas setelah sholat kamipun menyiapkan makan malam, karena memang tradisi kita toh.., makan itu kudu wajib bareng, karena saat makan biasanya kedekatan itu terasa indah, kan ada tu pepatah, "mangan ora mangan seng penting kumpul" (maaf jika salah tulisan karena saya bukan orang Jawa tapi asli Minang) hehehe.. setelah semua selesai makan aku dan Lincong mencuci piring, Kubu sibuk bersih-bersih. Malam ini suara jangkrik makin terdengar, semua pada kumpul di dalam rumah sembari menonton tv, teng teng waktu pun tiba, saat kami fokus-fokusnya ada cahaya lampu motor, aku hanya mengintip di balik jendela siapakah mereka, apakah preman, apakah penagih koperasi atau mereka numpang berteduh, kebetulan malam ini agak sedikit gerimis, "Assalamualaikum" terdengar salah satu dari mereka mengucapkan salam, "Waalaikumsalam"  mba Sri menyahut dari dalam, "masuk-masuk" katanya, "udah duduk di luar aja mba"  mereka bilang" hampir 15 menit aku hanya melihat lagi-lagi dari balik jendela, ku lihat ada yang kurus, ada yang kurus dan ada yang kurus cuman mereka semua bercerita dengan lucunya, "wah seru juga fikirku..." jreng-jreng musik pengering ratu lewat (hahaha hayal ku saja), aku keluar dan di susul oleh Lincong dan Elia" ku salami satu-satu mereka sembari ku sebut namaku "Wita"  dan mereka juga menyebut nama " yang genderong"Ricky, kacamata" Dian, dan yang dekil ini "Faiz" ya malam ini adalah malam yang seru kami bercerita panjang lebar, jalan dari Bengkulu ke sini mah kalah panjangnya, ternyata tampang culun mereka tak seculun apa yang aku fikirkan mereka semua senang bicara juga humble, ku letakkan hp ku di meja sembari sayup-sayup lagu Armada terdengar, (walau kau di sini dan kau disana lalal lalala)  apakah cerita ini akan di mulai ia, inilah pertemuan ku dengan keseruan ku, karena di kota Bengkulu aku agak merasa jenuh, di sini aku merasa hal baru bertemu dengan orang baru dan kisah yang menguras energi selama tiga tahun lamanya, ya banyak cerita prihal dimana tempat tinggal, kerja di mana udah nikah apa belum, si Ricky berjualan kelontongan keliling, si Dian Baru saja selesai Kuliah dan si Dekil, Faiz maksudnya Kerja di Dinas perhubungan alias Tukang Ojek dan sembari kuliah katanya, seingatku sih masih semester dua atau tiga, tampangnya kerempengan, baju urak-urakan, celana sobek-sobek, ingusan hahahaha (becanda) fikirku, "jangan-jangan dia kriminal" Faiz kamu tinggal di mana "dia bilang tinggal di mana saja" ok baiklah pertanyaan dan jawaban yang berbobot, di tanya baik-baik jawabnya sangat singkat dan tak jelas, tapi ada hal yang biasa-biasa aja sih" kenapa dua temannya merokok kok si Faiz tak merokok, padahal kalau di lihat tampangnya layak perokok berat, ku tanya "kamu nga ngerokok?? tiba-tiba Riki bilang" dia nga ngerokok dia nyirih,  Wit" hahahahha, Faiz hanya meneng matanya melihat atap atap langit, "sumpah kalian kesal nga sih kalau ada cowok yang begitu kita ajak bicara seolah-dia nga dengar, Dian bilang" kak noh d tanya" tiba-tiba Faiz nyeletuk "nah coba diam semua dengar-dengar" ku fikir apa ya??  kami diam" satu, dua, tiga, nah ada suara motor lewat " sumpah garing, jengkel, mau ku telan rasanya ni orang, sedkit perkenalan ini, itu, kamu, kita, tiba-tiba waktu udah jam sembilan malam, dan Faiz bilang mau pamit pulang, kalian tahu?? Dia pamit sendirian teman-temannya di tinggal, hahahahahhahah, hei, kata mba ni konco-koncomu mau kok di tinggal, astaga lupa kalau ada kawan"astaga ni manusia" fikirku, setelah mereka menghilang dengan jentikan jari Thanos, aku tanya "mba itu adek-adek mba semua ya"  nga sih" kata mba Sri "cuma si Faiz aja, karena kebetulan udah kenal lama dari dia SMA ya kira-kira 2007an atau 2008an, " oh... " rencana besok kita ke mana mba" besok kita ke Air Dingin aja, ada teman mba nikah, sambil kita jalan ke Lebong, wah seru fikirku", udah tidur aja dah malam, ya aku suka akan berpetulang, walau kadang di marah Amak, hahahaha bagaimana kah Lebong itu fikirku,?? Penghantar tidur ku, lagi-lagi lagu Armada.... "Lincong dan Elia sudah tertidur dengan pulasnya dan akupun sayup mulai menyusul mereka ke alam mimpi,..... 

6. Dia (She) Datang Mencari.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2012/2021 All right Reserved Darmadi Curup. Diberdayakan oleh Blogger.