Pagi itu aku berdiri di tengah hiruk pikuk keraimaian, ku lihat kenapa begitu banyak Bidadari tangguh menjajakan setiap apa yang mereka rasakan, menjajakan setiap apa yang mereka tawarkan...
Ini bukan permainan kata tapi ini permainan rasa mereka tercipta dengan sempurna, mungkin aku akan bilang jika mereka memiliki seribu nyawa, keriput bukan halangan untuk mereka berjuang mencari karunia Tuhan, lalu kemana perginya sang Idaman yang dahulu berjanji untuk menjadi Imam??.
Langkah ku terhenti sejenak di setiap sisi ruang, di sisi sana ada Bidadari renta yang sudah puluhan tahun di tempat yang sama di pijakan yang sama menghitung pundi rezeki pagi itu, ya.. hati sedikit gemetar karena terlahir sebagai lelaki yang berfikir "ia mereka Perempuan tangguh dan sangat tangguh" apakah aku bermelas diri atau hanya hidup sekedar nyawa saja..
WANITA DENGAN SERIBU NYAWA.
0 komentar:
Posting Komentar