Sejatinya saya orang yang urakan yang tak pernah terlihat rapi, ya bisa dibilang 15 atau 10 tahun yang lalu, pakaian Favorit saya itu, celana jeans cobek di lututnya, dengan balutan kaos polos didalamnya serta kemeja flannel yang tak pernah di kancingin, gelang tangan berbaris dan gelang kaki pun sama, saat itu tubuh masih enak dilihat, rambut panjang dengan merah maroon pun enak dilihat, masih ingat sepatu ATT yang harganya dua puluh lima ribuan, ia itu kets idaman, cewek-cewek di zaman itupun terlihat asik dengan balutan yang sama, namun fikiran kami selalu positif, ia kita hidup dimasa transisi di mana saat abang-abang kita masih bergelut dengan dunia Shela On Seven dan Dewa 19nya, masa dimana sosial mereka bener-bener dunia sosial, bukan media sosial seperti sekarang yang kalau kumpul mereka bisa seharian bercanda dan tawa bukan dunia yang ketika kumpul sibuk menundukkan kepala melihat gadget masing-masing yang seolah seru di fhoto tetapi nyatanya hambar, kita yang kala itu masih SD menikmati itu jika di ingat-ingat lagi, bener-bener seru adem, dan nga gerah. Beralih ke tradisi dan transisi kita bumbu-bumbu tradisional yang mereka warisi masih melekat, kalau habis maen ya mandi sungai, maen pelek, maen ban, kalau hujan mandi hujan, nga kita bukan tua, kita awet muda karena yodium kita membuat kita awet, tapi satu yang pasti masa transisi kita masih ada, biarkan generasi micin ini meneruskan generasi mereka, bercerita dengannya jempol-jempol mereka, saat motor bisa terbang mereka juga akan mempunyai kenangan yang sama namun berbeda alur cerita dan sejarah.
Ini Bukan Saya
Juni 06, 2019
No comments
0 komentar:
Posting Komentar